![]() |
Ilusi 4 pelajar penembakan kilat oleh TNI/POLRI 7 bulan yang lalu di kabupaten paniai |
Paniai--Pada
hari Senin, 1 Juni 2015, Bupati, DPRD, pihak keluarga korban Paniai
Berdarah dimana pasukan gabungan TNI/POLRI telah menembak mati 4 siswa
SMU dan 17 orang Paniai lainnya telah menderita luka tembak sedang
menunggu proses dan kerja kerasnya KOMNAS HAM RI melalui Tim Kerja
setingkat KPP HAM yang terbentuk di Jakarta untuk kasus Penembakan Kilat
Terencana Paniai di Enarotali, 8 Desember 2014, tujuh bulan lalu.
Berdasarkan prosesi kronologis peristiwa yang dipertegas dengan
keterangan para saksi dan korban penembakannya yang masih hidup, kasus
Paniai berdarah tidak akan diselesaikan hanya antara pemerintah
Indonesia dan rakyat Papua Barat di Paniai sendiri, antara para pelaku
dan keluarga korbannya. Kasus Paniai berdarah ini akan dinyatakan
selesai setelah Ketua Komisi HAM PBB Urusan Pembunuhan/Penembakan Kilat
Terencana akan diizinkan masuk ke Paniai menjadi PENENGAH yang netral
atas koordinasi Dewan Keamanan PBB.
MENGAPA DEWAN KEAMANAN PBB DILIBATKAN PASCA PENYELESAIAN KASUS PANIAI BERDARAH, 8 DESEMBER 2014.?
Setelah kami membaca situasi di Paniai dalam proses pencarian data dan
keterangan saksi sejak 8 Desember 2014 hingga 1 Juni 2015, antara empat
pos aparat keamanan Indonesia yang berjaga pada saat itu, yakni KORAMIL
Paniai Timur Enarotali, POLSEK Paniai Timur Enarotali, TNI yang bertugas
di Bandara Enarotali dan TIMSUS 753 Enarotali diduga telah dilindungi
oleh masing-masing komandan posnya. Karena jumlah senjata, amonisi dan
personel yang bertugas di masing-masing posnya diketahui setiap komandan
terutama di daftar piket.. Mereka, TNI/POLRI masih belum berani
mengungkap para pelakunya karena diduga anggota TNI/POLRI telah menembak
4 siswa mati di tempat atas perintah atasannya masing-masing.
KINERJA PRESIDEN RI JOKOWI-JK TERUJI.
Presiden Jokowi diduga telah gagal mengungkap pelakunya selama 7 bulan
berjalan ini. Itu semuanya menjadi tanda, presiden Jokowi tidak tepati
janjinya untuk merubah situasi Papua dan Papua Barat. Krisis kepercayaan
Orang Asli Papua Barat Melanesia terhadap perintah Republik Indonesia
di Paniai dan sekitarnya menjadi kenyataan setelah aparat keamanan
menempak secara brutal terhadap masa pendemo di lapangan sepak bola
Karel Gobai Enarotali, 8 Desember 2014 lalu. Kapan lagi akan terjadi
krisis moneter, ekonomi dan persenjataan di Indonesia?
ALASAN :
Karena mulai dari presiden RI Jokowi-JK sampai para aparat kampung
(Desa) adalah pelaku utama terhadap kasus Paniai berdarah yang hingga
saat ini masih belum berani mengungkap pelakunya. Oleh karena itu, pihak
DPRD, DPRP, MRP, Bupati dan Gubernur Papua dan Papua Barat diminta
segera mendesak presiden Jokowi untuk memerintahkan KOMNAS HAM RI
bekerja sebebas-bebasnya percepat izin masuknya ketua Komisi HAM PBB
Urusan Penembakan Kilat Terencana terhadap 4 siswa dan 17 orang lannya
mengalami luka tempat yang telah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Paniai di Madi.
Boleh diikukti kesaksian para korban yang tersebar dalam sebuah film di media sosial facebook.
HASIL KOMUNIKASI INTERNAL PARA KELUARGA KORBAN PANIAI
Dalam suatu komunikasi per telepon selulernya, keluarga korban telah
meminta dengan hormat agar semua Orang Asli Papua Barat Melanesia di
Paniai, baik para PNS, POL PP, Pelajar, Siswa/i SMU, Mahasiswa/i, Tokoh2
Agama, Tokoh2 Adat, Tokoh2 Wanita, Tokoh2 Pemuda, Aktivis LSM, KNPB
maupun TPN-OPM Dev II MAKODAM PEMKA IV Paniai dilarang keras untuk
memberikan informasi yang bersifat rekayasa dan tidak membantu pasukan
gabungan TNI/POLRI membongkar 4 orang mayat yang telah dikuburkan hanya
satu kali di TKP sesuai aturan hukum adat positif yang berlaku di
wilayah adat MEPAGO sejak adanya leluhur bangsa Melanesia di Paniai.
Ada ketetapan, manusia dilahirkan dan meninggal dunia hanya satu kali di
bumi ini. Empat siswa yang telah ditempak mati di tempat oleh TNI/POLRI
di Enarotali, 8 Desember 2014 lalu tidak pernah akan dihidupkan kembali
demi penyelamatan kepentingan NKRI di Papua dengan cara menggali
mayatnya, lanjut pernyataan keluarga korban. Negara Indonesia ini sudah
mulai diduga negara yang mirip menjalankan tugas dengan cara-cara
teroris yang segera akan diperhatikan oleh badan PBB mewujudkan visi dan
misi perdamaian dunia yang adil dan beradab yang berlaku untuk semua
orang.
Demikian laporan perkembangan ini kami publikasikan untuk diketahui dan dilaksanakannya.
Paniai, 2 Juni 2015
Servius Kedepa
Ketua Umum YLSM Pegunungan Tengah Papua Barat
Tidak ada komentar: